Selasa, 23 September 2014

Siklus menstruasi/haid



HORMON-HORMON YANG MENGATUR TERJADINYA SIKLUS MENSTRUASI

Text Box: Hak Cipta © 2007 BIOHEALTH INDONESIA. SELURUH HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
Ada 3 fase yang dialami setiap wanita selama menstruasi, yaitu :
1. Fase Folikuler adalah dimana kdar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkaat sehingga merangsang tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing – masing mengandung 1 sel telur.
2. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel yang matang akan menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk melepaskan sel telur ( ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjai peningkatan kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah, rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium ( kantung induk telur ) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar.
Tetapi perlu diketahui setelah 14 haari kropus luteum akan hancur dan selama dalam fase ini seorang wanita juga akan mengalami peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan dimulai, keculai jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan HCG ( Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus luteum yang menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendri. Fase Luteal biasanya ditandai sebagai fase bagi wanita yang ingin hamil.


Gangguan Menstruasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Wanita yang telah mencapai usia baligh, secara normal akan mendapatkan haid tiap bulannya. Akan tetapi kondisinya belum tentu sama antara wanita satu dengan yang lainnya. Beberapa dari mereka mengalami kondisi yang normal, namun sebagian yang lain memiliki masalah-masalah seputar darah haid yang cukup mengganggu aktivitasnya. Ada baiknya para pembaca (khususnya wanita) mengetahui apa saja masalah-masalah dan gangguan-gangguan seputar darah haid. Sehingga kita bisa memiiliki pengetahuan tentangnya dan berharap bisa mencari solusinya.
Banyak perempuan yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid. Ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Sakit perut yang dirasakan sebenarnya disebabkan oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon prostaglandin. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Jika sakitnya masih bisa ditahan, itu masih bisa disebut normal. Namun jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, itu patut dicurigai dan harus segera periksa ke dokter.
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.

1.2  TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kesehatan Reproduksi, dan memeberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai gangguan menstruasi (haid) dalam sistem reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi pada Gangguan Menstruasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
  1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
  2. Kelainan siklus : Polimenorea, Oligomenorea,  Amenorea
  3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
  4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (PMS/ketegangan pra haid), Mastodinia, Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea.
2.2  Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid
1.  Hipermenorea atau Menoragia
a.  Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
b.  Sebab-sebab
1)  Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika.
2)  Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3)  Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
4)  Hipertensi.
5)  Dekompensio cordis.
6)  Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7)  Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8)  Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
c.   Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

2.  Hipomenorea
a.  Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
b.  Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
c.   Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

2.3  Kelainan Siklus
1.  Polimenorea atau Epimenoragia
a.  Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
b.  Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering.
Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
1)  3-5 tahun pertama setelah haid pertama.
2)  Beberapa tahun menjelang menopause.
3)  Gangguan indung telur.
4)  Stress dan depresi.
5)  Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
6)  Penurunan berat badan berlebihan.
7)  Obesitas.
8)  Olahraga berlebihan, misal atlit.
9)  Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll.
c.    Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.

2.  Oligomenorea
a.  Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
b.    Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
1)  Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
2)  Stres dan depresi.
3)  Sakit kronik.
4)  Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
5)  Penurunan berat badan berlebihan.Olahraga berlebihan, misal atlit.
6)  Adanya tumor yang melepaskan estrogen.Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid.
7)  Penggunaan obat-obatan tertentu.
c.   Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.

3.  Amenorea
a.  Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
1)  Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2)  Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
c.   Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
1)  Pubertas terlambat.
2)  Kegagalan dari fungsi indung telur.
3)  Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina).
4)  Gangguan pada susunan saraf pusat.
5)  Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal.

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
1)  Obat-obatan.
2)  Stres dan depresi.
3)  Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas.
4)  Gangguan hipotalamus dan hipofisis.
5)  Gangguan indung telur.
6)  Penyakit kronik.
d.  Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.

2.4 Perdarahan di Luar Haid
1.  Metroragia
a.  Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
1)  Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2)  Metroragia diluar kehamilan.
c.   Sebab-sebab
1)  Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2)  Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
d.  Terapi : kuretase dan hormonal.
2.5 Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
1.   Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
a.  Definisi
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
b.  Gejala Klinik
1)  Payudara menjadi lembut dan bengkak.
2)  Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing).
3)  Tidak tertarik seks (libido menurun).
4)  Jerawat berkala.
5)  Perut kembung atau kram.
6)  Sakit kepala atau sakit persendian.
7)  Sulit tidur.
8)  Sulit buang air besar (BAB).
c.  Terapi
1)  Olahraga.
2)  Perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol).
3)  Mengurangi stress.
4)  Konsumsi antidepressan bila perlu.
5)  Menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin.
6)  Konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
7)  Mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
8)  Kurangi makanan yang berupa tepung, gula, kafein, dan coklat.
9)  Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
10)   Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
11)   Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.
2.  Mastodinia atau Mastalgia
a.  Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
b.  Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.

3.  Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
a.  Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.

a.  Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
1)  Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah  nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.
2)  Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).
























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya. Klasifikasi gangguan menstruasi yaitu :
1.  Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
a.  Hipermenorea atau menoragia : Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
b.  Hipomenorea : Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
2.  Kelainan siklus :
a.  Polimenorea : Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
b.  Oligomenorea : Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
c.   Amenorea : Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
3.  Perdarahan di luar haid :
Metroragia : Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.




4.  Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid :
a.  Pre menstrual tension (PMS/ketegangan pra haid) : Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
b.  Mastodinia : Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
c.   Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) : Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
d.  Dismenorea : Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.






DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.
www. Google.com ( macam-macam gangguan menstruasi).